Perkembangan penduduk terjadi disebabkan oleh pertambahan atau pengurangan jumlah penduduk akibat adanya kelahiran (natalitas), kematian (mortalitas), dan perpindahan penduduk (migrasi). Kelahiran dan kematian merupakan faktor pertumbuhan alami, adapun perpindahan penduduk merupakan faktor pertumbuhan non alami.
Pertumbuhan penduduk adalah perubahan populasi sewaktu-waktu, dan dapat dihitung sebagai perubahan dalam jumlah individu dalam sebuah populasi menggunakan "per waktu unit" untuk pengukuran. Sebutan pertumbuhan penduduk merujuk pada semua spesies, tapi selalu mengarah pada manusia, dan sering digunakan secara informal untuk sebutan demografi nilai pertumbuhan penduduk, dan digunakan untuk merujuk pada pertumbuhan penduduk dunia.
Faktor – faktor Pertambahan/Pertumbuhan Penduduk
Pertambahan penduduk pada dasarnya dipengaruhi oleh faktor – faktor demografi sebagai berikut :
1. Kematian (Mortalitas)
2. Kelahiran (Natalitas)
3. Migrasi (Mobilitas)
Kelahiran dan kematian dinamakan faktor alami, sedangkan perpindahan penduduk dinamakan faktor non alami. Di dalam pengukuran demografi ketiga faktor tersebut diukur dengan tingkat/rate. Tingkat/rate adalah ukuran frekuensi suatu penyakit atau peristiwa/kejadian tertentu yang terjadi pada suatu populasi selama periode waktu tertentu, dibandingkan dengan jumlah penduduk yang menanggung resiko tersebut.2. Perkembangan Penduduk Indonesia
Dalam satu tahun, berapa terjadi kelahiran, dan berapa terjadi kematian? Misalkan, pada saat ini jumlah penduduk di kampungmu 1000 orang, maka dengan menghitung selisih jumlah kelahiran dan kematian maka kita akan menemukan angka pertumbuhan penduduk di kampungmu. Contoh, jumlah bayi yang lahir 40, penduduk yang meninggal dunia 20.
Maka dengan menggunakan rumus di bawah ini pertumbuhan penduduk di kampung adalah 40-20 perseribu, atau 20 perseribu atau 2%. Adapun perhitungannya dapat digunakan rumus: P = L – M
P = Pertumbuhan penduduk
L = Lahir
M = Mati
Pertumbuhan penduduk non alami Pertumbuhan penduduk non alami diperoleh dari selisih penduduk yang melakukan imigrasi (migrasi masuk) dengan emigrasi (migrasi keluar). Pertumbuhan penduduk non alami disebut juga dengan pertumbuhan penduduk karena migrasi. Perhitungan penduduk non alami dapat digunakan rumus sebagai berikut :
P = I – E
P = Pertumbuhan penduduk
I = Imigrasi
E = Emigrasi
Pertumbuhan penduduk total Pertumbuhan total adalah pertumbuhan penduduk yang dihitung dari selisih jumlah kelahiran dengan kematian ditambah dengan selisih dari pertumbuhan non alami. Perhitungan penduduk total dapat menggunakan rumus sebagai berikut: P = (L – M ) + (I – E)
P = jumlah pertumbuhan penduduk dalam satu tahun
L = jumlah kelahiran dalam satu tahun
M = jumlah kematian dalam satu tahun
I = Imigrasi
E = Emigrasi
3. Pertambahan Penduduk dan Lingkungan Pemukiman
Pertambahan penduduk yang semakin tidak terbendung mengakibatkan mempengaruhi dengan lingkungan pemukiman yang ada di Indonesia ini. Kesenjangan sosial juga menjadi salah satu penyebab dari lingkungan pemukiman yang ada di Indonesia ini antara yang kaya dan yang miskin. Pemerintah pun tampaknya cukup kesulitan untuk mengatasi permasalahan-permasalahan di lingkungan pemukiman yang miskin.
pertambahan penduduk itu sendiri yaitu banyaknya warga yang mayoritas tidak paham akan pentingnya keluarga berencana yang menyebabkan pertambahan penduduk tersebut tidak terbendung. Terutama pada warga kurang mampu yang dimana, selain kurang mampu, juga tak memiliki tempat tinggal yang oleh karena itu mereka tinggal di tempat yang kumuh, yang sebenarnya tempat tersebut tidak layak bahkan dilarang oleh pemerintah untuk dihuni karena tempat tersebut milik pemerintah atau milik orang orang lain atau swasta. Tindakan pemerintah yang tidak sigap dari awal yang menyebabkan pada pemukiman yang dilarang tersebut sampai bertahun-tahun bahkan puluhan tahun ditinggali oleh para warga yang tidak memiliki tempat tinggal yang kemudian hari di usir atau dialokasikan pada tempat lain, mereka menolak bahkan melakukan tindakan yang anarkis karena mereka merasa sudah tinggal di daerah tersebut sejak pendahulunya yang kemudian menjadi semakin sulit dalam pemindahan warga tersebut ke tempat yang legal atau layak.
4. Pertambahan Penduduk dan Tingkat Pendidikan
Indonesia merupakan negara kepulauan, yang terdiri atas 13.466 pulau yang tersebar dari Sabang sampai Merauke. Menurut data statistik diperkirakan penduduk Indonesia pada tahun 2014 sebanyak 244,814.900 jiwa.[1] Pertambahan penduduk akan menimbulkan masalah-masalah baru, seperti kemiskinan, kelaparan, keamanan, dan pendidikan.
Masalah pendidikan tidaklah henti-hentinya menjadi sorotan bagi pemerintahbanyak masalah dalam pendidikan yang bermunculan dan tidaklah bosan menjadi pembahasan penting sebagai pertanggungjawaban pemerintah sebagai badan organisasi yang bertanggungjawab penuh. Salah satu masalah dalam pendidikan yang sejak dulu sampai sekarang disorot adalah buta aksara atau biasa disebut buta huruf, karena tercatatterdapat sebanyak 3,6 juta jiwa penduduk Indonesia yang buta aksara pada tahun 2013, hal ini seperti diinformasikan oleh Kepala Balai Pengembangan Pendidikan Anak Usia Dini Pendidikan Nonformal dan Informal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Pria Gunawan.[2] Menurut kami terdapat dua faktor yang menyebabkan terjadinya buta huruf di Indonesia, yaitu kemiskinan dan kekurangan tenaga pengajar.
5. Pertambahan Penduduk Penyakit yang berkaitan dengan Lingkungan Hidup
Migrasi ada dua, migrasi yang dapat menambah jumlah penduduk disebut migrasi masuk (imigrasi), dan yang dapat mengurangi jumlah penduduk disebut imigrasi keluar (emigrasi).
Migrasi merupakan bagian dari mobilitas penduduk. Mobilitas penduduk adalah perpindahan penduduk dari suatu daerah ke daerah lain. Mobilitas penduduk ada yang bersifat permanen dan ada pula yang bersifat non permanen. Migrasi adalah perpindahan penduduk dari suatu tempat ke tempat lain di lokasi geografis yang berbeda dengan tujuan menetap.
Migrasi dapat terjadi di dalam satu negara maupun antarnegara, berdasarkan hal tersebut migrasi dibagi atas dua golongan yaitu: migrasi internasional, yaitu perpindahan penduduk antara satu negara dengan negara lain, miigrasi nasional, yaitu perpindahan penduduk di dalam satu negara. Jenis-jenis transmigrasi berdasarkan pelaksanaannya, transmigrasi di Indonesia dapat dibedakan atas: transmigrasi umum, transmigrasi khusus, transmigrasi spontan atau swakarsa, transmigrasi swakarya, transmigrasi lokal, transmigrasi bedol desa, dan transmigrasi sektoral.
6. Pertambahan Penduduk dan Kelaparan
Kekurangan gizi dan angka kematian anak meningkat di sejumlah kawasan yang paling buruk di Asia dan Pasifik. kendati ada usaha internasional untuk menurunkan keadaan itu. kata sebuah laporan badan kesehatan PBB.
Organisasi kesehatan dunia (WHO) menegaskan bahwa sasaran kesehatan yang ditetapkan berdasarkan tujuan Pembangunan Milenium PBB tahun 2000 tidak akan tercapai pada tahun 2015 berdasarkan kecenderungan sekarang.
Sejauh ini bukti menunjukan bahwa kendati ada beberapa kemajuan di banyak negara khususnya yang paling miskin tetap ketinggalan dalam kesehatan. “kata dirjen WHO Lee Jong Wook dalam laporan itu”
Antara tahun 1990 dan 2002, data yang paling akhir jumlah orang yang kekurangan makanan meningkat 34 juta di indonesia dan 15 juta di surabaya dan 47 juta orang di asia timur. kata laporan tersebut.
Proporsi anak berusia lima tahun ke bawah yang berat badannya terlalu ringan di surabaya, tenggara dan timur meningkat 6 sampai 9 persen antara tahun 1990 dan 2003, sementara hampir tidak berubah (32 persen)
Lebih dari separuh aak-anak di asia selatan kekurangan gizi, sementara rata-rata di negara-negara berkembang tahun 2003 tetap sepertiganya.
7. Kemiskinan dan Keterbelakangan
Secara sosiologis, kebodohan, kemiskinan dan keterbelakangan ditentukan oleh tiga faktor; yakni kesadaran manusia, struktur yang menindas, dan fungsi struktur yang tidak berjalan semestinya. Dalam konteks kesadaran, kebodohan, kemiskinan dan keterbelakangan biasanya merujuk pada kesadaran fatalistik dan menyerah pada “takdir”. Suatu kondisi diyakini sebagai pemberian Tuhan yang harus diterima, dan perubahan atas nasib yang dialaminya hanya mungkin dilakukan oleh Tuhan. Tak ada usaha manusia yang bisa mengubah nasib seseorang, jika Tuhan tak berkehendak. Kesadaran fatalistik bersifat pasif dan pasrah serta mengabaikan kerja keras.
No comments:
Post a Comment